Sunday, April 09, 2023

The School Internship (PPL) Has Done!

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah melewati beberapa rintangan dan anehnya ini terasa seperti drama. Fix! I call this drama of the school internship (PPL).

First, pas mau daftar guru pamongku bilang buat nanti exam ambil jam 3-4 biar waktunya gak banyak kebuang. Soalnya kalau take the first lesson dikhawatirkan banyak waktu terbuang lantaran banyak a b c d nya. Ok, aku sepakat dan aku tulis di form pendaftarannya I will teach on the third lesson!

Next day, aku balik lagi ke sekolah dan juga ke kampus buat tanda tangan di beberapa lembar pengesahan. When I visited my lecturer she said that she can’t attend if I teach on the third lesson. Because she has agenda in another school. She can attend if I take on the first lesson so I agree with her.

I back to my school and I seeing my teacher. Her face like just little shocked when I say that I took the first lesson because my lecturer has another agenda.

On Wednesday, October 9 2019.

That was my teaching examination. I was nervous because my lecturer came late and my students said to me that at half past eight they were going to the Bank! OMG! Cobaan apalagi ini. Setelah tadi pagi pas naik ojeg lama si mang nya salah berhenti terus pas mau ke sekolah salah ambil jalan, that was made me came late five minutes :(!

With totally twelve students went to the bank, my project had to finish in this day. In the class there were seven students keep stay. But, I said thanks to Allah my teaching examination ran well.

Share:

Jadi Kapan Nikah?

Entah mengapa ya sering ditanya perkara kapan nikah? Akhirnya terasa memekakkan telinga bahkan kalau udah terlalu dalam pertanyaannya misalkan temen-temen aku udah terlanjur kepo nih dengan urusan asmara aku ujung-ujungnya ya aku jadi sentimen gitu. Jadi pengen ngamuk-ngamuk. Terus pengen ngatain juga kayak,


Lo siapa gue sih? Ngatur-ngatur hidup gue. Dicariin jodoh buat gue aja kagak apalagi mau bayarin biaya resepsinya? Terus kalau misalkan suatu saat di pernikahan gue nanti ada apa-apanya lo mau tanggung jawab?


Tapi ya semua kata-kata itu hanya mampu terucap di dalam hati, sisanya ya istighfar kemudian gak aku balas pesannya.


Atau mungkin ada orang yang penasaran, apakah aku pernah dilamar seseorang? Lalu aku jawab belum pernah, mereka diam. Jadi mereka kira sebelum mereka tahu tentang aku, aku adalah tipikal orang pemilih, yang suka nolak cowok. Ha! Terbukti kan yang datang aja gak ada, jadi apa yang bisa aku tolak?


Sometimes, hati aku pastilah terbersit rasa iri kayak yang lain belum nikah tapi pernah gitu dilamar terus misalkan karena gak cocok ditolak. Lah aku? Masih gini-gini aja, sendiri. Atau mungkin pernah ada yang ngajakin nikah, terus ditolak. Lah aku? Belum pernah.


Makannya aku selalu nolak kalau diajakin bukber. Apalagi di circle yang temen-temen aku hampir semuanya udah nikah dan bawa anak. Karena yang bikin aku males adalah wejangan mereka sama aku yang harus inget nikah jangan sibuk kerja mulu. Pengen aku debat tapi gak enaklah kondisinya lagi kumpul gitu kan. Jadi cuma dibalas dengan senyum mesem sambil berkata,


“Ya doain yah, niat mah udah ada cuma gimana ya kalau jodohnya belum dateng aja. Masa aku harus maksa-maksa gitu sama Allah? Kan gak juga ya. Thank you sih udah ngingetin, tapi lain kali selain ngingetin boleh dong sambil dikenalian gitu sama temen atau siapapun yang masih jomlo ke aku.”


Jleb!


Jadi buat temen-temen gak usah panik ya perkara siapa jodoh aku. Aku aja santai. Bahkan ya nih gegara omongan kalian pernah suatu ketika aku sampai bela-belain beli buku tentang jodoh. Judul bukunya itu Menemukan Pangeran Impian yang ditulis oleh Nurimannisa. Dan ternyata dalam buku itu dibahas ada 7 strategi menjemput jodoh impian. Salah satunya yang paling menohok adalah di nomor urut 2 yang membahas mengenai Bersihkan Hati (Healing & Cleansing).


doc.pribadi

Di point dua ini ada beberapa sub bab yang memang sangat menampar aku, yaitu berdamai dengan diri sendiri: memaafkan diri sendiri, membersihkannya dari segala penyakit hati, kemudian memaafkan dan meminta maaf kepada orang tua.


Ok. The real definition of loving yourself: forgiving and accepting. Kalau dalam Islam mah Qona’ah ya, menerima segala pemberian dari Allah Swt. Wah, ngomongnya sih gampang praktiknya yang bener-bener Masya Allah, bahkan tak jarang harus melibatkan Allah, meminta pertolongan Allah agar proses ini dimudahkan.


Perkara memaafkan diri ini alhamdulillahnya ya setiap hari insha allah selalu dilakukan, karena sekarang mindset nya adalah kalau bukan diri kamu yang sayang dan cinta sama diri kamu sendiri, lantas siapa lagi? Nah, yang kedua ini nih memaafkan dan meminta maaf kepada orang tua.


Yap! Gak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Even, mereka berpendidikan tinggi, tau ilmu parenting, tau ilmu mengasuh anak yang baik itu gimana. Ya tentu pasti akan selalu ada titik hitam yang menodai.


Suatu hari ketika aku bisa beli baju sendiri dari hasil uang gajihan aku bapak aku malamnya tiba-tiba berkata seperti ini,


“Maafin bapak ya nak. Bapak sampai saat ini belum bisa beliin baju kamu, beliin baju buat Mamamu. Bahkan sekarang kamu bisa beli baju kamu sendiri dari hasil keringat kamu. Maafin bapak ya nak, kemampuan bapak cuma sampai sini. Bukan bapak gak mau bahagiain kalian semua. Bapak juga pengen. Bapak juga pengen anak-anak bapak, Mama bisa milih baju sesuai dengan apa yang mereka mau. Tapi ya beginilah kondisi ekonomi Bapak.”


Aku terdiam kemudian terisak. Rasanya sakit sekali mendengarnya. Ternyata hal yang aku anggap sepele, seperti aku bisa beli baju sendiri, rupanya di depan mata Bapaku itu seperti kegagalan dia sebagai seorang Bapak yang bertugas memberikan nafkah tapi tidak mampu untuk sampai ke sana.


Bukan hal itu aja sih, I’m so proud when they try to apologize from their mistakes in the past. Karena bagi aku meminta maaf adalah hal yang paling susah dilakukan terlebih dari orang tua kepada anaknya. But, they did it. Kalau teman-teman tau, my parents are not graduated from the top university. No, they’re just graduated from elementary school.


Yah, begitulah. Ternyata setelah membaca buku ini benar-benar dari hal sepele saja harus diperhatikan. Sometimes, I always think like, Allah tuh sayang sama aku. Allah pengen aku melakukan hal positif lainnya sebelum aku nikah biar aku gak ada kata “menyesal” setelah menikah nanti. Dan aku menikah karena memang benar-benar aku yang menginginkan itu dan aku sudah siap untuk membagikan seluruh hidup aku untuk kepentingan keluarga aku nanti.


Mohon maaf agak ngaler-ngidul nulisnya. Tapi yang pengen aku highlight di sini adalah stop be curious from my business if you don’t have intentions to help me: just sit, quiet, and relax. This is my business and you don’t have to interfere.


The last, happy weekend and happy fasting everyone. May Allah always help and protect us in every step.  


Love,

Ihat

Share:

My New Project on Storial.co



Hai! Sambil mengisi waktu ngabuburit selama bulan Ramadan. kali ini insha allah aku akan mengisinya dnegan menulis proyek terbaru aku di Storial.co berjudul The Answer for My Prayers. Proyek ini merupakan proyek untuk kompetisi yang diadakan oleh Storial berjudul Kejutan Sebelum Ramadan.

Segala bentuk komentar dan saran yang membangun sangat aku tunggu ya! 

Love,

Ihat

Share:
My photo
I'm a storyteller who could look back at my life and get a valuable story out of it. I'm trying to figure things out by writing. Welcome to my journey! Please hit me up ihatazmi@gmail.com