First Time: Walking Tour bersama Cerita Bandung
Lama tak menulis. Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang ingin aku bagi di sini. Entah mungkin karena penyakit procrastinating aku kambuh lagi atau bagaimana. Hingga sebuah video reels di Instagram menamparku bahwa lakukan sedikit dan jangan menunda-nunda.
Pada hari Minggu,
22 Januari 2023 lalu aku berkesempatan untuk mengikuti walking tour bersama
Cerita Bandung. Dengan rute perjalanan Patung Pastor H.C.Verbraak yang berada
di Taman Maluku dan berakhir di Gedung Sate. Ini adalah pertama kalinya untuk
aku mengikuti acara tour kota Bandung. Bermodalkan nekat dan ingin lari dari kenyataan namun tak bisa :D, akhirnya tanpa berharap banyak rupanya namaku masuk di list pada rute perjalanan ini. Tarif untuk
kegiatan ini, Cerita Bandung sendiri menerapkan sistem pay as you wish. Lalu
bagaimana cara kita kisa mengikuti tur ini? Cukup mudah, kita hanya perlu
menunggu jadwal tur yang rilis setiap Rabu malam di akun Instagram Cerita
Bandung @ceritabandung.id, setelah itu kita bisa mengisi form untuk mendaftar
di link yang ada di bio Instagram Cerita Bandung.
Doc. Pribadi |
Doc. Pribadi |
Doc. Pribadi |
Salah satu hal yang paling menarik dari acara tour minggu lalu, yaitu sejarah mengenai Stasion Radio Malabar. Meski monumen Doktor de Groot atau yang kerap disebut dengan monumen Pantat Bugil kini hanya tinggal nama dan sudah berganti menjadi Masjid Istiqomah, kemudian stasion Radio Malabar sendiri kondisinya saat ini kini sudah tinggal puing-puing reruntuhan. Ada satu cerita menarik mengenai dua orang yang berjauhan yang kemudian saling terhubung dengan menggunakan telepon tanpa kabel. Yaitu seorang anak yang tinggal di Bandung sementara itu ibunya tinggal di Belanda. Setelah bisa menelfon itu tak lama sang Ibu meninggal. Hingga kemudian tercipta lah lagu Hallo Bandoeng karya Willy Derby pada tahun 1929.
Dari kisah tersebut bisa menjadi bahan
renungan dan refleksi untuk diri sendiri, di era canggih seperti saat ini kita bisa
menghubungi semua orang dengan begitu mudahnya tapi entah mengapa selalu kita lupakan.
Contoh, bagi teman-teman yang diperantauan kadang kita lupa, hingga tak sadar
sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah lalu lupa mengabari orang tua. Sampai-sampai
kita menerima kenyataan bahwa kita terpaksa harus pulang karena kondisi orang
tua kita sakit atau sudah tidak ada. Selama ada kesempatan maka sempatkanlah untuk
menelfon, bertukar kabar, atau pulang sejenak untuk melepas rindu yang melanda.
Karena sungguh tak ada obat selain segera bertemu untuk rindu yang sudah
menggebu.
Semoga di
lain kesempatan bisa kembali lagi mengikuti walking tour dari Cerita Bandung.
Karena sungguh rupanya Bandung menyimpan banyak cerita di setiap sudut yang
kita lewati dan bisa menjadi bahan untuk evaluasi diri.
0 comments