Tak mudah untuk melawan ego dan juga kenyataan yang harus ku hadapi. Ego berkata lain sementara kenyataan menampar semua itu. Kontras. Aku hanya bisa terdiam sambil memejamkan mata. Meredam gejolak yang membara di dada.
Aku memilih pergi, undur diri dan pamit. Dari pada diri terus tersiksa dari dirimu yang jelas-jelas tak menaruh rasa sedikitpun.
Aku menerima semua kenyataan ini dengan baik. Aku menerima bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dipaksa. Perkara rasa yang dihadirkan sang Pencipta rupanya sebagai jalan untuk aku agar bisa mencintai diri sendiri. Meninggalkanmu rupanya menemukan aku jalan pulang untuk mencintai diri sendiri.
Disibukkan dengan segala urusan karena aku tak ingin larut dalam kesedihan. Kata good bye yang ku tulis rupanya membuka kata hello baru yang menenangkan. Berawal dari aku yang kesulitan menghafal nama dan namanya adalah satu-satunya yang bisa kusebut karena aku bisa membacanya dari name tag yang dia gunakan.
Pelarian yang kutempuh, yang ku kira tak akan ada orang lain yang mengenaliku rupanya melesat dari sasaran. Masih ada satu yang tahu dari sekian banyaknya tentang diriku. Dan itu adalah dia yang di awal sering ku sebut namanya. Percakapan yang dimulainya membuatku mau membuka diri. Obrolan yang panjang hingga pada satu titik membuatku terdiam. Dari sekian banyak kategori, aku harus dihadapkan kembali pada orang yang mahir memotret. Dihadapkan kembali juga pada orang yang bisa menjaga perintah Tuhannya. Dan dihadapkan kembali pula pada sosok yang selalu mencintai Ibunya sepenuh hati.
Apakah urusanku sebelumnya belum selesai sehingga kembali dihadapkan dengan ujian yang sama?
Ihat
#012 DDL-Putih Abu
27 April 2013
Dear, diary
Hallo diary! Bagaimana kabarmu
di malam ini? Sorry banget udah hampir beberapa hari ini aku gak nulis. Tadi
masuk sekolah sih. Cuma enggak belajar. Iih.. males banget masuk kudu bertemu
dengan mereka berdua lagi. Apalagi mereka berdua deket banget di depan mataku
sendiri! Halaahh… membuat luka di hati kambuh lagi!
Sumpah aku gak betah di sekolah.
Gak betah banget! Teman-teman aku mulai bergosip tentang kejadian aku dan
mereka berdua. Mereka udah khawatir banget kalau aku sama Tiyas bakalan musuhan
lebih lama lagi dan mereka ingin aku segera berteman kembali dengan Tiyas! Hellooww!!!!
Jadi posisi gue dulu mau luu pada?!
Temen-temen yang rese yang gak
ada empatinya sedikitpun, ditambah mereka berdua yang bikin aku sakit mata tiap
kali masuk kelas. Parahnya emang kita satu kelas lagi. Lihat mereka bahagia tiap
hari di kelas. Huhuuuu! Hati gue masih berkabung nih. Luka itu susah buat
diilanginnya! Enggak secara pas menyanyatnya yang memerlukan waktu beberapa detik.
CAMKAN ITU KAWAN!
Lia
#011 DDL-Putih Abu
20 April 2013
Dear, diary
Hai diary! Maaf udah beberapa
hari aku gak suka nulis. Sekolah libur, tapi tugas numpuk ☹. Tadi juga ke
sekolah buat ngumpulin tugas Maths. Sialnya aku harus bertemu dengan mereka
berdua. Gila nyesek banget lihat mereka berdua. Rasanya..Huhuuu ☹ Apalagi pas
harus berpapasan sama Tiyas dan pura-pura senyum.
Devi tadi bilang sama aku, dia
sempet membahas tentang aku ke Farhan dan Farhan itu kayak yang ngerasa
bersalah. Eeh.. emang dia salah kan? Bisa aja emang udah aku maafkan, tapi rasa
sakit plus bekas lukanya masih ada. Aku gak tahu kapan perasaan ini akan hilang
dan terhapus.
Tuhan beri aku kekuatan ketika harus
bertemu dengan mereka.
Lia