#006 DDL-Putih Abu
06 April 2013
Hai diary! Tadi di kelas, biasa
lah ya perang, ribut sama Angga. Capek -___-
Mau cerita apalagi ya? Kayaknya
udah deh gak ada hal menarik buat diceritain lagi hari ini.
Lia
#006 DDL-Putih Abu
06 April 2013
Hai diary! Tadi di kelas, biasa
lah ya perang, ribut sama Angga. Capek -___-
Mau cerita apalagi ya? Kayaknya
udah deh gak ada hal menarik buat diceritain lagi hari ini.
Lia
#005 DDL-Putih Abu
30 Maret 2013
Hai diary!
Tadi di kelas? Hualaahh… tiada
hari tanpa ribut sama Angga! Musuh di kelas tuh! Parah banget hari ini.
Biasanya kan cuma kejar-kejaran doang. Udah. Lah tadi? Berkelanjutan. Ketika
teman-teman yang lain sudah mulai meninggalkan kelas lantaran bel pulang sudah
berbunyi. Seperti biasa dia membuat aku kesel banget sampai kemudian aku mukul
badan dia pake tas aku yang berat, eh dia malah mau balas ulah aku itu dengan
menggunakan tas dia. Buru-buru aku mengenakan tas aku lagi dan berlari menjauhi
dia. Kemudian temen aku, Nani yang sedang piket kelas dengan polosnya malah
mainin kemoceng ke wajahnya Angga yang membuat Angga kesal dan langsung merebut
kemoceng dari tangan Nani. Aku menjulurkan lidah ketika dia berada di barisan
bangku paling belakang kelas sementara aku sudah ada berada di depan papan
tulis. Tak lama dia mengejar aku dan aku langsung lari melewati jalan barisan bangku
tengah. Sayangnya, dia berhasil menangkap tasku dan menarik aku kebelakang
membuat aku sedikit terjengkang dan dengan jailnya dia malah memainkan bulu
kemoceng itu ke wajahku! Aku langsung memberikan perlawanan berupa menutup
wajahku dengan menggunakan kedua lenganku.
“Iih Angga jorok! Lepasin!”
teriakku.
“Nih rasain nih bulu kemoceng
paling bersih di kelas. Hahahaa!”
“Angga lepasss!!” teriak aku
lebih kencang membuat beberapa teman aku yang masih tersisa di kelas yang
sedang piket langsung menoleh ke arah kami berdua. Tanpa berlama-lama lagi, dia
melepaskan cengkaraman tangannya dari tas aku dan aku langsung berlari menuju
pintu kelas. Lalu berbalik dan kembali menjulurkan lidah ke arahnya. Dia
langsung hendak berlari mengejarku kembali dan aku langsung berlari
meninggalkan kelas.
Ampun kelakuan dia. Huhuuu!
Lia
#004 DDL-Putih Abu
16 Maret 2013
Hai diary!
Aku rasa hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan
untuk aku. Dan entah mengapa, aku sangat menikmati itu.
Hari tadi di kelas aku bisa tertawa lepas, sialnya si
Angga malah protes! Tau gak? Dia malah marah-marah ke aku. Ya aku gak terima lah.
Adu mulut pun terjadi. Capek tahu ngeladenin dia, tapi rame. Hahahaa!
Terus tiba-tiba dia ambil spidol gitu kan, dia nulis
di papan tulis,
Lia aku di sini
Aku mengerutkan kening begitu dia selesai menulis
kalimat itu,
“Lia, lia. Lihat! Lihat aku di sini!” kataku sewot
setelah aku sadar bahwa itu ternyata potongan lirik lagu yang kemudian aku
akhiri dengan menyanyikan bait pertama lagu itu, lagunya Rama-Bertahan, band
favoritnya dia.
Dia hanya tersenyum ke arahku lalu keluar dari kelas
dan aku membuntutinya dengan tatapan kesal.
Gak tahu sih bawaannya kesel mulu liat tu orang. Euh!
Lia
#003 DDL-Putih Abu
14 Maret 2013
Dear diary,
Kalau ada lagu Dia-Sammy
Simorangkir kenapa harus inget sama Farhan? Terus akhir-akhir ini, temen-temen
aku juga sering bilang kalau Farhan tuh kadang suka liatin aku. Tapi aku sih
masa bodo lah ya. Tuh kan ada lagu Sammy Simorangkir-Dia ☹ Emang iya sih,
aku sering ngedapetin mata dia yang lagi liat ke arah aku. Tapi ya aku berusaha
buat cubek alias cuek bebek.
Tadi kan pas pulang sekolah tuh
hujannya, alhasil aku dipinjemin payung sama temen aku, Indah. Sayangnya payungnya
gak bisa nutup, tapi ya udah deh dari pada aku pulangnya kehujanan ya aku
terima aja tawaran payung rusaknya dia. Alhasil pas aku mau naik angkot, itu payung
gak bisa diajak kompromi. Jadinya payungnya dipegangin sama Mamang kenek
angkot. Pengen ketawa sih jadinya. :D
Udahlah hujan ya, eh angkotnya
ada lagunya. Hujan masih turun deras, tiba-tiba…
Sammy Simorangkir-Dia!
Tuhan…
Lagu ini ☹
Tuhan sebenarnya aku itu suka
gak sih sama Farhan? Aneh sumpah -___-
Lia
#002 DDL-Putih Abu
29 Januari 2013
Hai diary! Maaf nih udah
beberapa hari gak nulis.
Hm.. kemarin pas udah jam
istirahat, aku nanya ke Farhan tentang Maths. Secara dia kan jago banget
di Maths. Beda banget sama aku yang rapor kemarin aja nilainya di bawah
KKM :’(. Alhasil ya beginilah aku harus mengerjakan beberapa tugas dari LKS
untuk menambal nilai aku semester kemarin.
“Apa ini?” Tanya dia sambil membulati
sebuah tulisan I Hate Maths di halaman yang dia buka secara acak itu. Sementara
itu aku cuma nyengir sambil bilang dalam hati, sekarang udah enggak kok. Soalnya
gara-gara…” Disensor aja ya deh kalimatnya. Hehehee.
Pas pelajaran Maths berlangsung
kenapa ya Farhan nanya mulu ke Tiyas? Tapi emang sih, Tiyas juga lumayan pinter
dibanding aku jadi ya mana mungkin kan dia nanya sama aku perihal Maths? Aku aja
minta bantuan ke dia. Tapi gak tahu kenapa… Aku cemburu lho! Gak biasanya aku
punya perasaan itu sama dia.
Tuhan kenapa sih aku jadi kayak
gini?
Kenapa rasa ini hadir disaat aku
tidak mengharapkannya?
Tuhan kenapa aku harus jatuh pada
hatinya?
Dan entah mengapa Tuhan,
semenjak aku menyukainya, disaat itu pula aku mulai peduli dengan Maths. Tuhan…
kenapa semuanya jadi begini?
Bingung… bimbang… semuanya
terasa hambar.
Lia
#001 DDL-Putih Abu
24 Januari 2013
Hai diary! Tadi pas jam olahraga
nyebelinnya. Huhuuh!
Gini, tadi itu olahraganya
bagian lari. Jadi dibagi dua lah, cowok-cowok, terus cewek-cewek. Pas cowok
yang lari, nah dihitung berapa kali balikannya sama cewek begitupun sebaliknya.
Setelah pemanasan itulah kita semua membuat barisan sebanyak dua banjar. Dalam hati
aku berharap banget bisa ngitung larinya Farhan! Secara aku kan ya gitu, diam-diam
suka sama dia hihiii.
Dimulailah guru olahraga aku,
Pak Yusuf menghitung kami semua. Dan saat hitungan itu jatuh ke arahku,
“Nah, kamu ngitung larinya Angga.”
Kata Pak Yusuf membuat Angga langsung menoleh ke arahku.
“Hah?! Ih..” ucapku sebal tak
terima.
“Yah, Pak! Kok sama dia sih? Heuh,
musuh!” jawab Angga dengan ekspresi sama sebalnya. Sayangnya protes aku dan dia
tidak digubris oleh Pak Yusuf.
Cewek-cewek pun mulai berjalan
ke pinggir, termasuk aku sambil manyun karena tak terima. Sementara itu pas aku
lihat ke arah Farhan, dia hanya tersenyum.
Beginilah teriakan-teriakan
ketika harus menghitung lari Angga: musuh bebuyutan!
“Heh! Cepetan larinya! Delapan!”
“Berisik lu! Ngitung aja kali!”
“Heh! Yang lain udah beres. Boyot
amat sih laki!”
“Mulut lo berisiknya kebangetan
ya!”
Lalu pas giliran aku yang lari. Sebenarnya
sama aja sih. Aku juga boyot larinya.
“Heh cepetan larinya!”
“Berisik ngomel mulu!”
“Banyakan makan sih lu, jadi
larinya lama hahahahaaa!” Tawa khasnya yang terdengar sampai ujung lapangan,
membuat aku pengen banget nimpuk jidat dia pake sepatu aku.
“Sama-sama boyot ternyata,
makannya jangan sok jago!” ucap dia lagi begitu aku melintasinya. Udah pengen dimasukin
cabe tuh ke mulutnya. Gila keseelll!!!!
Nah tadi pas pelajaran IPA, kan
bagian presentasi. Yes! Dari kelompok 1, ternyata aku yang nilainya paling
tinggi. Kata Devi sama Nina katanya pas aku lagi presentasi, Farhan tuh gak
henti-hentinya menyimak. Masa iya sih? Sejujurnya aku tadi grogi, bukan grogi
karena teman-teman, tapi grogi karena dia.
Amalia yang sukanya dipanggil Lia
Ngabuburit ke kekuburan? Ngapain?
Beberapa teman-teman aku di media sosial memberikan komentar kurang lebih seperti itu saat aku mem-post foto-foto hasil walking tour ke Ereveld Pandu. Jawabanku ya, why not? I got many stories here.
Sabtu, 15
April 2023 lalu aku berkesempatan untuk bisa kembali mengikuti walking tour
with CeritaBandung.id dengan rute perjalanan “Senja di Ereveld Pandu.” Waw!
Salah satu destinasi yang aku tunggu selama ini! Jadi ada hikmahnya juga ya kebagian
tiket kereta malam, siangnya bisa jalan-jalan dulu yey!
Yang pertama kali terlintas di benak sebelum mengikuti rute kali ini adalah aku berfikir untuk bisa mengambil foto terbaik di makam yang tersusun rapi dan cantik ini. Unfortunately, fikiran itu mendadak musnah begitu mengikuti langsung rute perjalanan ini. Bukan karena suasana “kuburan” yang orang-orang pasti tebak menyeramkan; tidak. Tapi setelah mendengarkan sejarah dari tour guidenya membuat kami sebagai peserta tour harus bisa saling respect satu sama lain.
Firstly, di rute kali ini kami gak diajak langsung menuju Ereveld Pandu, tapi kami diajak untuk mengunjungi makam-makam para tokoh sejarah yang berada di TPU Pandu. Dimulai dari makamnya Raymond Kenndy, seorang professor antropologi dari Yale University yang sampai saat ini kasus pembunuhannya belum terungkap, kemudian kami juga diajak mengunjungi makam Alexius Impurung Mendur, seorang fotografer yang mengabadikan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan RI. Ada juga makam Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker yang merupakan seorang arsitek, dosen ITB, dan juga guru Ir. Soekarno. Beberapa karya beliau salah satunya adalah Villa Isola yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
doc. pribadi |
Selain itu
ada juga makam keluarga Ursone yang merupakan warga asal Italia, yang kemudian menetap
tinggal di Bandung tepatnya di daerah Lembang dan memiliki usaha berupa
perternakan susu sapi. Selain itu, mereka juga memberikan tanahnya secara cuma-cuma
untuk pendirian Observatorium Bosccha lho! Gimana keren kan?
doc. pribadi |
Barulah terakhir kami mengunjungi Ereveld Pandu, sebuah kompleks pemakaman yang dikelola oleh Yayasan pemakaman Belanda, yaitu Oorlogs Graven Stichting (OSG). Makam yang tersusun rapi dan cantik ini merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi para korban Perang Dunia Kedua.
doc.pribadi |
doc. pri |
Terkadang
kita terlalu menyepelekan hal-hal yang kita anggap sudah tiada padahal di sana
ada makna dan juga pembelajaran yang bisa kita ambil. Contohnya, dari
perjalanan kali ini adalah beberapa maut yang masih menyisakan tanya yang sulit
untuk bisa dipecahkan siapa dalangnya. Namun percaya dan yakin bahwa jika di
dunia belum bisa terpecahkan, di akhirat nanti pasti akan terbalaskan.
Pada saat
hari ketika mereka dibangkitkan oleh Allah semuanya, lalu diberitakan kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal
perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan
segala sesuatu.” (Q.S
Al-Mujadilah ayat 6).
Gimana masih
mau komen, ngapain ngabuburit ke kuburan? :D
Love,
Ihat
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah melewati beberapa rintangan dan anehnya ini terasa seperti drama. Fix! I call this drama of the school internship (PPL).
First, pas mau daftar guru pamongku bilang buat nanti exam ambil jam 3-4 biar waktunya gak banyak kebuang. Soalnya kalau take the first lesson dikhawatirkan banyak waktu terbuang lantaran banyak a b c d nya. Ok, aku sepakat dan aku tulis di form pendaftarannya I will teach on the third lesson!
Next day, aku balik lagi ke sekolah dan juga ke kampus buat tanda tangan di beberapa lembar pengesahan. When I visited my lecturer she said that she can’t attend if I teach on the third lesson. Because she has agenda in another school. She can attend if I take on the first lesson so I agree with her.
I back to my school and I seeing my teacher. Her face like just little shocked when I say that I took the first lesson because my lecturer has another agenda.
On Wednesday, October 9 2019.
That was my teaching examination. I was nervous because my lecturer came late and my students said to me that at half past eight they were going to the Bank! OMG! Cobaan apalagi ini. Setelah tadi pagi pas naik ojeg lama si mang nya salah berhenti terus pas mau ke sekolah salah ambil jalan, that was made me came late five minutes :(!
With totally twelve students went to the bank, my project had to finish in this day. In the class there were seven students keep stay. But, I said thanks to Allah my teaching examination ran well.
Entah mengapa ya sering ditanya
perkara kapan nikah? Akhirnya terasa memekakkan telinga bahkan kalau udah
terlalu dalam pertanyaannya misalkan temen-temen aku udah terlanjur kepo nih
dengan urusan asmara aku ujung-ujungnya ya aku jadi sentimen gitu. Jadi pengen
ngamuk-ngamuk. Terus pengen ngatain juga kayak,
Lo siapa gue sih? Ngatur-ngatur hidup
gue. Dicariin jodoh buat gue aja kagak apalagi mau bayarin biaya resepsinya? Terus
kalau misalkan suatu saat di pernikahan gue nanti ada apa-apanya lo mau tanggung
jawab?
Tapi ya semua kata-kata itu hanya
mampu terucap di dalam hati, sisanya ya istighfar kemudian gak aku balas pesannya.
Atau mungkin ada orang yang penasaran,
apakah aku pernah dilamar seseorang? Lalu aku jawab belum pernah, mereka diam. Jadi
mereka kira sebelum mereka tahu tentang aku, aku adalah tipikal orang pemilih,
yang suka nolak cowok. Ha! Terbukti kan yang datang aja gak ada, jadi apa yang
bisa aku tolak?
Sometimes, hati aku pastilah terbersit rasa iri kayak yang lain
belum nikah tapi pernah gitu dilamar terus misalkan karena gak cocok ditolak. Lah
aku? Masih gini-gini aja, sendiri. Atau mungkin pernah ada yang ngajakin nikah,
terus ditolak. Lah aku? Belum pernah.
Makannya aku selalu nolak kalau
diajakin bukber. Apalagi di circle yang temen-temen aku hampir semuanya udah
nikah dan bawa anak. Karena yang bikin aku males adalah wejangan mereka sama
aku yang harus inget nikah jangan sibuk kerja mulu. Pengen aku debat tapi gak
enaklah kondisinya lagi kumpul gitu kan. Jadi cuma dibalas dengan senyum mesem
sambil berkata,
“Ya doain yah, niat mah udah ada
cuma gimana ya kalau jodohnya belum dateng aja. Masa aku harus maksa-maksa gitu
sama Allah? Kan gak juga ya. Thank you sih udah ngingetin, tapi lain
kali selain ngingetin boleh dong sambil dikenalian gitu sama temen atau siapapun
yang masih jomlo ke aku.”
Jleb!
Jadi buat temen-temen gak usah
panik ya perkara siapa jodoh aku. Aku aja santai. Bahkan ya nih gegara omongan
kalian pernah suatu ketika aku sampai bela-belain beli buku tentang jodoh. Judul
bukunya itu Menemukan Pangeran Impian yang ditulis oleh Nurimannisa. Dan ternyata
dalam buku itu dibahas ada 7 strategi menjemput jodoh impian. Salah satunya
yang paling menohok adalah di nomor urut 2 yang membahas mengenai Bersihkan
Hati (Healing & Cleansing).
doc.pribadi |
Di point dua ini ada
beberapa sub bab yang memang sangat menampar aku, yaitu berdamai dengan diri
sendiri: memaafkan diri sendiri, membersihkannya dari segala penyakit hati,
kemudian memaafkan dan meminta maaf kepada orang tua.
Ok. The real definition of
loving yourself: forgiving and accepting. Kalau dalam Islam mah Qona’ah ya, menerima segala
pemberian dari Allah Swt. Wah, ngomongnya sih gampang praktiknya yang
bener-bener Masya Allah, bahkan tak jarang harus melibatkan Allah, meminta
pertolongan Allah agar proses ini dimudahkan.
Perkara memaafkan diri ini
alhamdulillahnya ya setiap hari insha allah selalu dilakukan, karena sekarang mindset
nya adalah kalau bukan diri kamu yang sayang dan cinta sama diri kamu sendiri,
lantas siapa lagi? Nah, yang kedua ini nih memaafkan dan meminta maaf kepada
orang tua.
Yap! Gak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Even,
mereka berpendidikan tinggi, tau ilmu parenting, tau ilmu mengasuh anak yang
baik itu gimana. Ya tentu pasti akan selalu ada titik hitam yang menodai.
Suatu hari ketika aku bisa beli baju sendiri dari hasil uang gajihan aku bapak aku malamnya tiba-tiba berkata seperti ini,
“Maafin bapak ya nak. Bapak sampai saat ini belum bisa beliin baju kamu, beliin baju buat Mamamu. Bahkan sekarang kamu bisa beli baju kamu sendiri dari hasil keringat kamu. Maafin bapak ya nak, kemampuan bapak cuma sampai sini. Bukan bapak gak mau bahagiain kalian semua. Bapak juga pengen. Bapak juga pengen anak-anak bapak, Mama bisa milih baju sesuai dengan apa yang mereka mau. Tapi ya beginilah kondisi ekonomi Bapak.”
Aku terdiam kemudian terisak. Rasanya
sakit sekali mendengarnya. Ternyata hal yang aku anggap sepele, seperti aku
bisa beli baju sendiri, rupanya di depan mata Bapaku itu seperti kegagalan dia sebagai
seorang Bapak yang bertugas memberikan nafkah tapi tidak mampu untuk sampai ke
sana.
Bukan hal itu aja sih, I’m so proud when they try to apologize from their mistakes in the past. Karena bagi aku meminta maaf adalah hal yang paling susah dilakukan terlebih dari orang tua kepada anaknya. But, they did it. Kalau teman-teman tau, my parents are not graduated from the top university. No, they’re just graduated from elementary school.
Yah, begitulah. Ternyata setelah membaca buku ini benar-benar dari hal sepele saja harus diperhatikan. Sometimes, I always think like, Allah tuh sayang sama aku. Allah pengen aku melakukan hal positif lainnya sebelum aku nikah biar aku gak ada kata “menyesal” setelah menikah nanti. Dan aku menikah karena memang benar-benar aku yang menginginkan itu dan aku sudah siap untuk membagikan seluruh hidup aku untuk kepentingan keluarga aku nanti.
Mohon maaf agak ngaler-ngidul
nulisnya. Tapi yang pengen aku highlight di sini adalah stop be curious
from my business if you don’t have intentions to help me: just sit, quiet, and
relax. This is my business and you don’t have to interfere.
The last, happy weekend and happy fasting everyone. May Allah always help and protect us in every step.
Love,
Ihat
Copyright © 2016 Catatan Ihat. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates