doc. pribadi |
Hari
kemarin rasanya kacau saat buku agenda yang pernah ku pinjam ketika kembali dicari
oleh pemiliknya ternyata tidak ada. Sementara hari Senin yang akan datang, buku
agenda itu akan diperiksa oleh team supervisor sebagai bukti catatan.
Paniklah kami semua. Terlebih aku yang pernah meminjamnya. Dan seingatku aku
langsung mengembalikannya di hari yang sama pada saat aku meminjamnya.
Aku
duduk termangu dengan muka kusut di meja kerjaku yang berada di belakang para
siswa. Dan jujur saja ingin menangis kalau sampai buku agenda itu benar-benar lenyap.
“Bu,
ibu sedih ya?” ucap salah satu siswa yang rupanya sedari tadi memperhatikanku.
“Eh?
Iya. Ini buku agenda kelas hilang.” Jawabku sedikit kaget bercampur malu.
“Buku
agenda kelas yang mana, Bu? Yang ini?” Dia menghampiri mejaku lalu menunjukkan
pada buku agenda kelas milikku yang berada di box file.
“Bukan.
Itu punya Ibu. Yang hilang yang kelas sebelah. Ibu pernah pinjam padahal sudah
dikembalikan tapi katanya tidak ada.”
Tanpa
ku pinta dia bergegas mencari ke tumpukan dokumen-dokumen di lemari belakang
kelas. Aku tertegun sebentar. Rasa haru menyelimuti.
“Di
sana gak ada, udah Ibu cari juga. Ibu mau minta tolong ya barang kali di lemari
depan ada.”
Dia
langsung berjalan ke depan kelas dan aku mengikutinya dari belakang. Dia membuka
satu persatu si pintu lemari itu dan tetap hasilnya tidak ada.
“Enggak
ada Bu.” Jawabnya sambil berjalan ke sisi depan yang lain dan kembali mencoba
mencarinya di lemari yang berbeda. “Tetap gak ada Bu.”
Aku
menghela nafas panjang kemudian mengucapkan terima kasih pada siswaku tersebut.
Sudah pasrah kalau benar-benar hilang. Dan pada saat istirahat sholat dzuhur akhirnya
buku agenda itu sudah ditemukan berada di lemari kelas tersebut. Alhamdulillah.
Dan
setelah itu aku benar-benar bersyukur gegara insiden tersebut. Aku tidak percaya
bahwa di kelasku ternyata ada siswa yang benar-benar memperhatikan tingkah laku
gurunya. Ini adalah kejadian ke dua kalinya. Sebelumnya adalah pada saat aku
kembali dari toilet dan masuk kelas lalu berpapasan dengan salah seorang siswa
(siswa yang berbeda dari yang di atas) yang sedang mengerjakan tugas kelompok. Begitu
kami berpapasan, aku sedang memegang area perutku yang terasa sakit sambil
mengernyitkan wajah menahan sakit, kemudian siswa itu berhenti sambil memperhatikan
wajahku lalu berkata,
“Ibu
kenapa? Mules ya?”
Aku
langsung terperanjat kaget. Aku kira dia hanya akan melewatiku begitu saja.
Bersyukur
karena memiliki siswa seperti mereka, tapi di sisi lain aku juga harus
memperhatikan tingkah laku yang aku lakukan. Karena ternyata gerak-gerik
seorang guru itu sangat diperhatikan oleh siswanya.
Pernah
memiliki pengalaman serupa diperhatikan oleh siswa? Share di kolom
komentar ya!
Love,
Ihat